MENGIDENTIFIKASI PERUBAHAN ARAH TREND (BULLISH REVERESAL)

Salah satu cara yang masuk akal untuk bisa “kaya” dari saham adalah mencari saham yang berpotensi mengalami pembalikan arah trend dari trend bearish-sideways menjadi bullish (bullish reversal). Mencari saham seperti ini tentu saja sangat sulit namun ada beberapa tanda yang bisa kamu jadikan petunjuk namun biar lebih bagus saya lampirkan beberapa saham “bullish reversal” yang berhasil saya dapat dan ide analisanya pernah saya post via tradingview (ide terkait saya lampirkan).

NICL (+280%)
Snapshot

TRIN (+400%)
Snapshot

MPPA (+1200%)
Snapshot

SMDR (+1500%)
Snapshot

Dan masih ada lagi JKON (+200%), SMMT (+650%) dan TMAS (+2500%)

Note: semua saham hanya diikur dari waktu analisa dipublikasi hingga posisi ATH sehingga tidak merepresentasikan return pada portofolio saya.

TANDA PEMBALIKAN ARAH TREND (BULLISH REVERSAL)

1. SIDEWAYS SETELAH DOWNTREND

Sebelumnya kamu harus paham dulu, ada 3 fase pergerakan harga yaitu sideways (no trend), uptrend (bullish) dan downtrend (bearish) sampai kapanpun market hanya akan bergerak dalam 3 fase tersebut. Pembalikan arah tren bullish reversal atau pembalikan trend downtrend-sideways ke uptrend umumnya selalu diawali dengan fase sideways atau konsolidasi harga saham setelah mengalami fase downtrend jadi sangat tidak biasa terjadi dari fase downtrend langsung berubah menjadi fase uptrend, sependek apapun perubahan trend akan diawali oleh fase sideways minimal pergerakan downtrend yang sudah melandai. Ada beberapa yang menamai pola ini mata pancing (kail) karena secara konsep bentuknya memang mirip downtrend > melandai > sideways > uptrend.

Snapshot
Note: contoh fase bullish reversal (downtrend > sideways (no trend) > uptrend) pada saham TRIN.

2. BREAKOUT DOWNTREND RESISTANCE

Saham downtrend selalu bergerak membentuk resisten LH (lower high) yang artinya pergeraknya membentuk resisten dengan high yang selalu lebih rendah dari high sebelumnya. Konsepnya ketika saham bergerak berbeda dari yang tadinya membentuk reesisten LH (lower high) kemudian membentuk HH (Higher high) atau high baru maka saham teersebut berpotensi mengakhiri fase downtrend-nya selama beberapa faktor lain juga mendukung.

Snapshot
Note: contoh breakout downtrend resistance pada saham TRIN yang selanjutnya diikuti perubahan arah trend (bullish reversal).

Tips: perlu kamu ingat breakout downtrend resistance juga bisa menjadi false break yang bisa berakhir dengan pergerakan downtrend yang lebih impulsive lagi, jadi kamu harus tetap melihat beberapa faktor lain yang nanti akan saya jelaskan dibawah untuk meminimalisir terkena jebakan bull trap atau false breakout.

3. MEMBENTUK POLA BULLISH CONTINUATION

Ketika saham berada dalam fase uptrend (bullish), saham tersebut tidak akan terus menerus naik setiap hari karena setelah kenaikan market pasti akan mengalami "exhaustion" yang membuat harga akan berhenti untuk naik. Secara gelombang fase uptrend terbentuk dari impulsive move atau pergerakan swing searah dengan arah trend kemudian diikuti corrective move atau pergerakan koreksi sedangkan secara supply demand fase uptrend terbentuk dari pergerakan rally (swing) dan base (konsolidasi), pola RBR (Rally Base Rally) ini merupakan dasar dari pola chart bullish continuation atau penerusan trend bullish yang selama ini kita kenal seperti bullish pennant, bullish flag, ascending triangle .dll

Note: impulsive dan corrective move masuk kedalam analisa gelombang seperti Elliott Wave.

Snapshot
Note: contoh pergerakan impulsive > corrective pada saham PICO.

Snapshot
Note: contoh konsep supply demand pada fase uptrend yang membentuk formasi RBR (bullish continuation) pada saham PICO.

Tips 1: pola penerusan arah atau continuation yang dianggap valid apabila level low dari fase corrrective atau base tidak lebih rendah dari low fase corrrective atau base sebelumnya sehingga pergerakan harga terus membuat higher low dan volume ketika fase corrective dan base itu menurun signifikan dibanding saat terjadi impulsive move atau rally sehingga bisa disimpulkan tidak terjadi aksi distribusi. Untuk detail tentang konsep impulsive dan corrective move pernah saya bahas cukup detail pada post sebelumnya, silahkan kamu lihat.

Tips 2: untuk mengetahui tahap awal perubahan trend tentu sangat sulit dan kamu juga butuh faktor keberuntungan sehingga memahami pola bullish continuation atau penerusan arah trend sangat penting karena bisa membuatmu paham perubahan arah trend yang sudah berjalan namun belum terlalu jauh.

4. ANOMALI VOLUME

Faktor yang menurut saya sangat penting dalam memberikan petunjuk pembalikan arah trend adalah berupa anomali volume atau perubahan volume yang tidak wajar yang sudah pasti disebabkan karena aktivitas transaksi yang tidak seperti biasanya. Pada tahap awal pembalikan arah selalu diikuti kenaikan volume signifikan (volume spike) namun perlu kamu ingat kenaikan volume yang signifikan tentu tidak selalu disebabkan karena aksi akumulasi bisa juga aksi distribusi jadi kamu harus melihat broker summary untuk melihat detail transaksi sehingga kamu perlu pemahaman analisa bandarmologi yang cukup bagus karena melihat pergerakan big player, smart money atau bandar itu "tricky" dan tidak dapat dengan mudah ditebak.

Snapshot
Note: contoh anomali volume pada saham MPPA berupa volume spikes saat impulsive move pertama terjadi, yang bisa menjadi indikasi terjadinya perubahan trend (bullish reversal).

Snapshot
Note: contoh anomali volume pada saham SMMT berupa volume spikes pada saat fase konsolidasi yang diikuti perubahan arah trend (bullish reversal)

Snapshot
Note: contoh anomali volume pada saham MRAT berupa volume spikes pada saat fase konsolidasi yang diikuti perubahan arah trend (bullish reversal)

5. FUNDAMENTAL DAN AKSI KORPORASI

Selain teknikal, saham bullish reversal biasanya dibarengi dengan faktor fundamental berupa proyeksi kenaikan kinerja perusahaan (turnarround) atau rencana aksi korporasi besar dimasa depan. Disini saya bilang proyeksi karena perubahan trend akan selalu terjadi lebih dahulu sebelum kenaikan kinerja atau aksi korporasi terjadi, sesuai poin dalam dow theory yang menyebutkan "market action discount everything" yang artinya harga saham akan selalu mencerminkan kinerja perusahaan, aksi korporasi, ekonomi mikro makro .dll sehingga secara teori harga akan "priced in" atau sesuai ketika laporan keuangan dirilis atau aksi korporasi resmi dilaksanakan makanya ada jargon yang sakti dipasar saham sesuai konsep tersebut yaitu "buy on rumours, sell on news"

Contoh kasus TMAS yang mengalami kenaikan laba tahun 2021 sebesar 1000% namun pada saat laporan keuangan dirilis ke publik pada kuartal 1 2022 harga saham TMAS sudah naik 2000% sehingga kalau kamu beli saham TMAS ketika laporan dirilis tentu sudah terlambat. Atau contoh kasus BRIS yang akan melakukan aksi korporasi merger dengan 2 bank BUMN syariah lain, harga juga sudah naik 2000% saat merger resmi terjadi sehingga harga sudah "priced in" atau menyesuaikan aksi korporasi yang dilakukan.

Sederhananya yang saya coba sampaikan disini bukan mencari perusahaan dengan fundamental bagus karena perusahaan berfundamental bagus harganya sudah sesuai bahkan overprice tapi perusahaan yang diproyeksi mengalami kenaikan kinerja kedepannya atau turnaround, dari perusahaan rugi menjadi profit atau perusahaan profit menjadi lebih profit. Proyeksi ini bisa kamu lakukan dengan banyak hal seperti melihat sentimen sektoral, kondisi ekonomi global kedepannya, siklus komoditas .dll

Tips: tentu tidak semua saham yang mengalami pembalikan arah trend (bullish reversal) selalu diikuti faktor fundamental sebagai contoh MPPA yang setelah "digoreng" sampai naik 1500% berakhir dengan aksi pump and dump berbeda dengan TMAS, SMDR yang diikuti faktor fundamental berupa kenaikan kinerja yang signifikan sehingga kenaikannya cenderung lebih tahan lama tidak ada aksi pump and dump walaupun TMAS dan SMDR juga sudah turun cukup dalam dari ATH.

MENGGABUNGKAN 5 POINT

Dari kelima tanda saham bullish reversal yang saya sebutkan diatas sebenarnya mereka tidak berdiri sendiri, semuanya saling berhubungan karena perubahan trend (bullish reversal) selalu diikuti kelima tanda tersebut. Ketika saham berada dalam fase sideweys setelah fase downtrend kemudian breakout downtrend resisten dan membentuk struktur bullish reversal dan diikuti kenaikan volume bisa menjadi indikasi pembalikan arah (bullish reversal)

Snapshot
Note: contoh 5 faktor yang saling berhubungan dalam membentuk pembalikan arah trend (bullish reversal) pada saham TRIN. Saya minta maaf karena terlalu sering menggunakan TRIN sebagai contoh karena menurut saya TRIN salah satu yang paling mudah untuk dimengerti.

Dengan menggabungkan 5 faktor yang sudah saya jelaskan diatas memberi kamu peluang sedikit lebih besar untuk bisa menemukan saham bullish reversal, tapi percayalah sesulit-sulitnya mencari saham bullish reversal jauh lebih sulit lagi buat meng-hold-nya karena tentu kamu pasti akan dihantui rasa takut, tidak yakin dan tidak sabar tapi paling tidak kamu sudah punya sedikit gambaran untuk mencari saham yang mungkin bisa merubah nasibmu seperti mereka merubah nasib orang lain pada saham multibagger pertama mereka, goodluck!
Trend Analysis